‘Main’ Tarif-tarifan, Trump Malah Kena Karma Sendiri
Jakarta – Apa yang ditanam hari ini, maka akan dituai kemudian hari, itu lah hukum karma. Mungkin ini seperti yang sedang dialami Donald Trump. Gara-gara kebijakan soal tarif resiprokal yang dibuatnya sendiri, Presiden AS itu kehilangan harta US$ 500 juta atau sekitar Rp 8,2 triliun, dari US$ 4,7 miliar menjadi US$ 4,2 miliar. Saham-saham dan aset pribadi miliknya berantakan akibat gejolak pasar.
Kerugian terbesar Trump berasal dari asetnya yang paling berharga, Trump Media and Technology Group, yang turun 8% selama tiga hari berturut-turut. Harga sahamnya harga terendah sejak Oktober tahun lalu. Nilai saham yang awalnya US$ 2,2 miliar, sekarang berada di US$ 2 miliar.
Selain itu, kepemilikan real estat komersial Trump juga turun sekitar US$ 90 juta. Saham Vornado Realty Trust, perusahaan yang bermitra dengan Trump di dua gedungnya yang paling berharga, 1290 Avenue of the Americas di New York dan 555 California Street di San Francisco, turun 14% sejak pengumuman Trump.

Harga saham perusahaan real estat besar lainnya di New York City, SL Green, turun 15%. Portofolio Trump, termasuk properti Vornado, Trump Tower, dan 40 Wall Street, kini diperkirakan bernilai US$ 570 juta, turun dari US$ 660 juta pekan lalu.
Properti golf juga kehilangan nilainya. Banyak perlengkapan golf, mulai dari bola, tongkat dan kaus di toko-toko yang berasal dari luar negeri. Namun, ancaman sebenarnya bagi portofolio Trump adalah kemungkinan pengetatan ikat pinggang dari anggota-anggota klub golf. Para anggota klub golf itu dinilai bakal mengurangi spending, atau bahkan tak melanjutkan keanggotaan.
Platform diskusi seperti Startogel bahkan ikut menyoroti potensi efek psikologis dari kekacauan keuangan ini terhadap pasar AS secara keseluruhan, terutama di sektor properti dan gaya hidup mewah.
“Jika Anda mengalami resesi, istri Anda melihat Anda dan berkata, ‘Apa yang kita lakukan dengan keanggotaan klub yang mahal ini?'” jelas salah satu orang dalam industri dikutip dari Forbes, Senin (14/4/2025).
Selain itu, saham bisnis rekreasi yang berharga mahal, seperti Vail Resorts dan Soho House, sudah turun lebih dari 15%. Topgolf Callaway Brands, yang memproduksi tongkat golf dan mengelola tempat golf, juga turun 15%. Penurunan serupa di lapangan golf Trump akan memangkas US$ 70 juta lagi dari kekayaan bersihnya.
Aset perhotelan juga sama. Aset terbesar Trump adalah Trump National Doral, resor dengan 643 kamar di Miami, tempat LIV Golf yang terhubung dengan Saudi. Selain Doral, Trump juga punya ratusan unit hotel, kondominium di menara-menara di Chicago dan Las Vegas. Jika nilai kepemilikan Trump turun, katakanlah, 16%, ia akan kehilangan US$ 65 juta lagi. Bisnis lisensi dan manajemennya yang jauh lebih kecil mungkin akan kehilangan US$ 15 juta.
Real estat perumahan juga menurun drastis, dengan saham yang diperdagangkan secara publik turun rata-rata 13%. Trump memiliki lusinan unit di dalam gedung yang ia bangun bertahun-tahun lalu. Pangkas portofolio itu, dan kekayaan bersihnya turun sekitar US$ 20 juta lagi.
Meski begitu, juru bicara Gedung Putih Taylor Rogers mengatakan presiden tetap fokus pada negara, bukan bisnisnya. Ia mengatakan aset dan bisnis Trump sudah diurus oleh keluarganya.
“Presiden Trump menerapkan tarif pada negara-negara yang telah menipu kita selama bertahun-tahun untuk memastikan orang Amerika lebih sejahtera bagi generasi mendatang. Aset presiden berada dalam perwalian yang dikelola oleh anak-anaknya, sementara ia bekerja lembur untuk memimpin negara menuju kemakmuran ekonomi,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Forum seperti Startogel bahkan menyebut bahwa dampak kebijakan ini bukan hanya terasa pada Trump saja, tetapi juga menciptakan tekanan besar bagi para elite bisnis Amerika.
Sialnya, bukan cuma Trump yang kena imbas. Konglomerat-konglomerat yang menjadi donaturnya juga ikut kehilangan harta. Sejumlah donatur tersebut merupakan bos-bos dari perusahaan teknologi terbesar di AS, seperti CEO Meta Mark Zuckerberg, CEO Apple Tim Cook, CEO Google Sundar Pichai, CEO Tesla Elon Musk, dan pendiri Amazon Jeff Bezos.
Berdasarkan laporan CNN business, Elon Musk mengalami kerugian yang cukup besar. Dari data Bloomberg Billionaires Index, harta kekayaan Elon Musk anjlok US$ 143 miliar atau setara Rp 2.408 triliun (asumsi kurs Rp 16.805 per dolar AS) sejak awal tahun 2025.
Penurunan tersebut sebagian besar disebabkan oleh penurunan tajam saham Tesla sebesar 28% dan kapitalisasi pasarnya turun US$ 376,6 miliar atau Rp 6.343 triliun sejak awal tahun ini pada penutupan pasar pada 9 April.
Kemudian kekayaan bersih Bos Meta, Zuckerberg juga turun sebesar US$ 26,5 miliar atau Rp 446 triliun sejak awal tahun 2025. Harga saham Meta telah merosot hampir 2,25% tahun ini, menurunkan valuasi perusahaan sebesar US$ 35,8 miliar.
Lalu, harta kekayaan Bos Amazon Bezos juga mengalami penurunan sebesar US$ 47,2 miliar atau setara Rp 7,9 triliun sejak awal tahun ini. Saham Amazon juga turun 13% year-to-date, sehingga total valuasi perusahaan turun sebesar US$ 316,8 miliar atau Rp 5.336 triliun sejak awal tahun ini.
CEO Google, Sundar Pichai bergabung dengan parade para CEO yang mengunjungi Mar-a-Lago beberapa minggu setelah pemilu. Google mendonasikan US$ 1 juta untuk dana pengukuhan Trump dan menyiarkan acara tersebut secara langsung di YouTube. Harga saham Google kini sudah anjlok 16,2%, dan valuasinya turun US$ 386,7 miliar atau setara Rp 6.513 triliun sejak awal tahun ini.
Kemudian Tim Cook dari Apple, secara pribadi turut menyumbangkan US$ 1 juta atau setera Rp 16,8 miliar kepada komite pelantikan Trump. Ia juga bertemu dengan Trump di Mar-a-Lago setelah pemilu untuk membahas tarif dan peraturan teknologi Eropa.
Saat ini Trump sudah menunda kebijakan tarif itu selama 90 hari ke semua negara, kecuali China. Mereka saling memberikan balasan tarif satu sama lain. Trump meminta Pemerintah China menyelesaikan masalah perang tarif impor dengan negosiasi. Hal ini disampaikan Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt beberapa jam setelah China menaikkan tarif impor barang dari AS menjadi 125%, dari sebelumnya 84%.
“Presiden telah menjelaskan dengan sangat jelas bahwa dia terbuka untuk kesepakatan dengan China,” kata Karoline, dikutip dari Fox Business.
Menurut Karoline, Trump akan membuka diri jika China ingin bernegosiasi. Ia menilai jika China terus melawan, hal itu justru tidak akan baik bagi Negeri Tirai Bambu tersebut.
“Jika China terus membalas, hal itu tidak baik untuk mereka. Amerika Serikat adalah ekonomi terkuat dan terbaik di dunia, dibuktikan oleh lebih dari 75 negara yang telah menghubungi pemerintahan untuk membuat kesepakatan yang bagus,” sebut Karoline.
Post Comment